‘CAFE WORLD’ DENGAN
MENU PERUBAHAN IKLIM
.
.
Widiya Anggreany
Jika mendengar kata ‘cafe’ maka
hal yang pertama terlintas dipikiran adalah sebuah tempat untuk meminum kopi.
Namun Cafe yang satu ini berbeda, karena menyajikan menu yang tidak seperti biasanya.
Cafe World merupakan salah satu metode pembelajaran yang dilakukan pada
workshop yang diselenggarakan oleh IYTCC (Indonesian Youth
Team on Climate Change) dengan salah satu misinya yaitu mengedukasi pemuda-pemudi Indonesia dengan dilandasi oleh program yang
terintegrasi sehingga mampu menghasilkan perubahan pola pikir demi menciptakan
iklim yang lebih baik. IYTCC juga bekerja sama dengan Freedom
Institute dan sebuah yayasan dari pemerintah Jerman. Workshop ini berlangsung selama 4 hari dari
tanggal 2-5 Maret 2017 di Hotel Santika BSD, Tangerang Selatan. Selain mendatangkan
3 orang pembicara, peserta juga diajarkan metode belajar yang seru, salah
satunya yaitu metode Cafe World. Metode Cafe World ini menyajikan menu yang
berbeda-beda di setiap mejanya. Menu yang disediakan yaitu berhubungan dengan infrastruktur
mobilitas dan perubahan iklim, lalu peserta workshop sebagai tamu cafe
dibebaskan untuk memilih menu sesuai pilihannya. Jenis menu yang disajikan
diantaranya Pedestrian, Transportasi Publik, Kemacetan, dan Digital Transportasi.
Hidangan harus dinikmati bersama-sama dengan cara berdiskusi, menyampaikan
pandangan atau pendapat mereka sesuai menu yang dipilih. Dengan metode belajar
seperti ini maka diharapkan peserta akan aktif menyampaikan pendapat dan
menghasilkan poin-poin yang menjadi solusi atas masalah pada menu yang
disajikan. Salah satu contoh permasalahan yang ada pada menu kemacetan, dimana
tentunya kemacetan tidak asing lagi pada daerah perkotaan, kemacetan terjadi
karena jumlah volume kendaraan yang kian meningkat. Namun tahukah kamu,
kemacetan dapat menyebabkan perubahan iklim, karena adanya kemacetan menandakan
banyaknya kendaraan pribadi yang digunakan masyarakat. Sedangkan berdasarkan jenis kendaraan, penyumbang emisi
CH4 dan CO2 terbesar yaitu sepeda motor sebesar 86,95 persen
untuk CH4 dan 28,08 persen untuk CO2 dan wilayah dengan kemacetan
terparah menyumbang CO2 dan CH4 tertinggi adalah Jakarta. Emisi
yang dihasilkan oleh kendaran-kendaraan pribadi inilah yang dapat menyebabkan dampak
perubahan iklim. Perubahan iklim yang secara ekstrim dapat menimbulkan
bencana alam, contohnya bencana banjir yang melanda Bogor belum lama ini, Bogor
merupakan kota yang terletak di dataran tinggi sehingga terjadinya banjir cukup
mengejutkan bukan hanya masyarakat Bogor tetapi masyarakat lainnya juga. Selain
itu, menurut Prof Dr Emil Salim diperkirakan 20 persen pulau di Indonesia akan
tenggelam pada musim angin barat. Naiknya permukaan air laut tiap tahun 0,5 cm
dan pada tahun 2030 akan menjadi 15 cm. Salah satu solusi untuk mengatasi
permasalahan ini yaitu dengan cara beralih menggunakan transportasi publik, karena
dengan cara ini dapat mengurangi jumlah pemakaian kendaraan pribadi sehingga
pembuangan emisi dapat berkurang dan macetpun juga berkurang. Terlebih
transportasi publik sekarang sudah memiliki fasilitas yang cukup nyaman dan
harganya yang terjangkau.
Setelah selesai berdiskusi dan
mendapatkan poin-poin penting, selanjutnya hasil diskusi akan di presentasikan
agar semua peserta dapat mengetahui apa saja inti dari menu yang lainnya. Sebenarnya
masih banyak metode belajar yang seru yang dapat diterapkan, namun apapun itu
tujuannya yaitu untuk menyampaikan informasi penting dan menambah wawasan, dan semoga
metode Cafe World tetap diterapkan pada workshop-workshop selanjutnya.
0 comments:
Posting Komentar