III.PERTUMBUHAN INDIVIDU


PENGERTIAN INDIVIDU

           Individu berasal dari kata yunani yaitu “individium” yang artinya “tidak terbagi”. Dalam ilmu sosial paham individu, menyangkut tabiat dengan kehidupan dan jiwa yang majemuk, memegang peranan dalam pergaulan hidup manusia. Individu merupakan kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan bukan sebagai manusia keseluruhan. Maka dapat disimpulkan bahwa individu adalah manusia yang memiliki peranan khas atau spesifik dalam kepribadiannya. Dan terdapat tiga aspek dalam individu yaitu aspek organik jasmaniah, aspek psikis rohaniah, dan aspek sosial. Dimana aspek aspek tersebut saling berhubungan. Apabila salah satu rusak maka akan merusak aspek lainnya.



PENGERTIAN PERTUMBUHAN
Pengertian Pertumbuhan adalah suatu perubahan yang menuju kea rah yang lebih maju dan lebih dewasa.Perubahan ini pada lazimnya disebut dengan dengan istilah proses.Menurut para ahli yang menganut aliran asosiasi berpendapat,bahwa pertumbuhan pada dasarnya adalah proses asosiasi yaitu terjadinya perubahan pada seseorang secara tahap demi tahapkarena pengaruh baik dari pengalaman atau empiri luar melalui pancaindera yang menimbulkan sensations maupun pengalaman dalam mengenai keadaan batin sendiri yang menimbulkan reflexionis.Menurut pendapat aliran psikologi Gestalt ini dapat disumpulkan bahwa pertumbuhan itu adalah proses perubahan secara perlahan-lahan pada manusia dalam mengenal suatu yang semula mengenal sesuatu secara keseluruhan baru kemudian mengenal bagian-bagian dari lingkungan yang ada.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN
Pada garis besarnya factor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dapat digolongkan ke dalam tiga golongan,yaitu :
a)      Pendirian nativistik
Menurut para ahli dari golongan ini berpendapat,bahwa pertumbuhan individu itu semata-mata ditentukan oleh factor –faktor yang dibawa sejak lahir.
b)      Pendirian Emperistik dan environmentalistik
Pendirian ini berlawanan dengan pendapat nativistik.Para ahli berpendapat,bahwa pertumbuhan individu semata-mata tergantung pada lingkungan sedang dasar tidak berperan sama sekali.
c)      Pendirian Konvergensi dan Interaksionisme
Kebanyakan para ahli mengikuti pendirian konvergensi dengan modifikasi seperlunya.Suatu modifikasi yang terkenal yang sering dianggap sebagai perkembangan lebih jauh konsepsi konvergensi ialah konsepsi interaksionisme yang berpandangan dinamis yang menyatakan bahwa interaksi antara dasar dan lingkungan dapat menentukan pertumbuhan individu.Nampak lain dengan konsepsi konvergensi yang berpandangan statis yaitu menganggap pertumbuhan individu itu ditentukan oleh dasar (bakat) dan lingkungan.

FUNGSI KELUARGA
Dalam konsep sosiologi, keluarga sebagai bagian unit terkecil dari masyarakat memegang peran dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Jika unit sosial terkecil itu baik, maka baiklah masyarakat, bangsa, dan Negara dan sebaliknya, jika keluarga itu berantakan, maka masyarakat, bangsa dan Negara juga berantakan. Keluarga dalam konsep sosiologi memiliki peran antara lain sebagai berikut :
1.      Pertama : keluarga sebagai pusat pendidikan. Kita semua tahu bahwa anak dilahirkan oleh seorang ibu dalam keluarga. Di keluargalah kemudian anak itu dibimbing, dididik oleh kedua orang tua dan anggota keluarganya sampai pada usia dewasa. Pendidikan terhadap anak di keluarganya merupakan pendidikan pertama dan utama, dalam arti bahwa anak menerima pendidikan yang pertama adalah di keluarganya, yang merupakan dasar bagi pendidikan berikutnya. Pendidikan keluarga adalah pendidikan utama, artinya pendidikan di keluarganyalah yang paling menentukan kepribadian anak ketika ia dewasa. Oleh karena itu dalam dunia pendidikan, pendidikan usia dini disebut dengan “Golden Age” atau masa keemasan, dimana di umur 3 – 7 tahun menjadi masa pendidikan yang paling menentukan bagi perkembangan anak pada masa-masa remaja dan masa dewasa.
     Fungsi keluarga sebagai pusat pendidikan ini sangat penting dalam menentukan kepribadian dan masa depan anak. Bapak, ibu dan anggota keluarga yang mampu menjadi panutan dan uswah bagi anak-anaknya di dalam keluarga, akan mampu menciptakan anak yang sholeh dan sholehah. Sebaliknya bagi orang tua dan anggota keluarga yang tidak harmonis, selalu terjadi pertengkaran dalam rumah tangga, maka akan secara otomatis menjadikan anak tidak mendapatkan kebahagiaan, yang pada akhirnya akan berpengaruh dalam kehidupan anak ketika mereka dewasa.
Di dalam keluarga dapat kita tanamkan berbagai nilai yang menjadi landasan bagi anak pada kehidupannya kelak. Nilai-nilai tersebut antara lain : nilai kejujuran, nilai kedisiplinan, nilai kepekaan sosial, nilai agama, nilai kesopanan, nilai kemandirian, nilai menghargai orang lain, nilai menghargai estetika, dan nilai-nilai yang lain. Begitu pentingnya pendidikan dalam keluarga bagi anak, tentu hal ini wajib diketahui dan dipahami bagi orang tua yang menginginkan putra-putrinya menjadi anak yang sukses dalam kehidupannya kelak.
Fungsi keluarga sebagai pendidik akan menjadi problem ketika fungsi tersebut tidak fungsional, baik karena ketidakfahaman fungsi keluarga maupun salah satu dari anggota keluarga (bapak-ibu) berada di luar rumah untuk bekerja baik di dalam maupun luar negeri. Ketidakfahaman akan fungsi pendidik bagi orang tua akan berdampak negative bagi anak meskipun orang tua berada di tengah-tengah keluarga. Banyak sekali contoh anak-anak menjadi nakal, bandel karena tidak pernah mendapat kasih sayang orang tuanya. Apalagi jika salah satu orang tua berada di luar negeri.
Fungsi pendidikan dalam keluarga, meskipun menjadi tanggung jawab suami istri, namun sebetulnya ibu lebih berperan dari pada ayah. Sebab budaya ketimuran lebih menekankan seorang suami bertanggung jawab mencari nafkah, sedangkan seorang istri mengatur manajemen keluarga termasuk pendidikan anak. Tidak terbayang bagi kita, jika seorang ibu berada di luar negeri sedangkan bapak berperan sebagai ibu rumah tangga mencari nafkah dan mendidik putra. Secara psikologis, bapak tidak begitu sabar dalam mendidik jika dibanding dengan seorang ibu. Oleh karena itu wajar jika banyak anak menjadi nakal, anak-anak bermasalah, ketika ditinggal oleh ibu yang sedang bekerja di luar negeri.
2.        Kedua : keluarga sebagai pusat rekreasi. Ibarat perahu, keluarga adalah tempat berlabuh sebelum berlayar kembali. Kita faham bahwa sekarang ini untuk bisa survive dalam hidup, keluarga harus bekerja keras, banting tulang untuk menghidupi keluarga. Tidak jarang kedua orang tua bekerja mancari nafkah untuk mencukupi kehidupan sehari-hari dan pendidikan bagi putra- putrinya. Sehabis bekerja tentu pada saatnya kita berkumpul di dalam keluarga, ketika orang tua pulang dari bekerja, kemudian melihat putra-putrinya yang sehat, lucu, taat pada orang tua, sopan santun dan sifat-sifat baik yang lainnya, rasanya kita tidak merasa capek, meskipun seharian bekerja. Bisa makan bersama-sama, sholat berjama’ah, melihat televisi bersama, bercanda gurau menjadi obat lelah bagi keluarga. Hal tersebut tentu tidak terjadi, ketika salah satu dari anggota keluarga berada di luar rumah, termasuk seorang ibu yang menjadi TKW. Oleh karena itu wajar, jika anak-anak mencari rekreasi di tempat lain, jika fungsi keluarga sebagai tempat rekreasi disfungsional.
3.      Ketiga : keluarga sebagai pusat pemenuhan kebutuhan lahiriyah dan batiniyah. Kita ketahui bahwa salah satu fungsi keluarga khususnya suami istri adalah pemenuhan kebutuhan biologis atau hubungan suami istri, kebutuhan ini adalah kebutuhan lahiriyah sekaligus batiniyah. Kebahagiaan keluarga dalam teori sosiologi ada teori fungsional, dimana keluarga adalah sebagai sebuah system dan apabila dalam system itu ada bagian yang tidak berfungsi, maka terjadilah disfungsional dalam keluarga yang mengakibatkan kurang harmonisnya keluarga bahkan tidak jarang terjadinya perceraian. Sebagai contoh apabila istri bekerja di luar negeri, maka fungsi pemenuhan biologis itu tidak bisa terjadi. Sebagai akibatnya banyak suami yang serong, demikian juga dengan istri yang berada di luar negeri, bisa juga berbuat demikian. Oleh karena itu terjadinya perceraian dan gugat cerai atau istri yang menggugat cerai suami adalah hal yang wajar, sebagai dampak negative berpisahnya suami-istri lantaran pekerjaan.
4.      Keempat : keluarga sebagai pusat kasih sayang. Dalam bahasa agama tujuan perkawinan adalah untuk mendapatkan keluarga yang sakinah, mawwadah, warohmah yaitu keluarga yang mendapatkan ketentraman hati, saling cinta- mencintai dan saling saying- menyayangi. Seiring dengan perkembangan usia perkawinan, maka hubungan biologis yang menyebabkan kita saling cinta-mencintai akan semakin berkurang, maka pada umur-umur perak maupun umur emas dari perkawinan lebih banyak muncul sikap saling sayang dan menyayangi antara suami istri, dorongan agamalah yang mempererat dan memperkuat ikatan perkawinan, disamping tentunya kerukunan.
Rasa kasih sayang harus selalu ada pada suami-istri, jika ingin perkawinannya langgeng sampai akhir hayat. Kasih sayang juga harus kita lakukan antara orang tua dan anak begitupun juga sebaliknya antara anak dan orang tua. Demikian juga antara adik dengan kakak, antara anak dengan orang tua, menantu dengan mertua. Jika hal itu dapat kita laksanakan, maka bahtera rumah tangga seseorang akan mendapatkan kebahagiaan lahir dan batin.
Rasa kasih sayang harus selalu kita jaga dan kita pupuk, sebab bisa terjadi kasih sayang itu surut bahkan hilang sama sekali. Hal itu bisa terjadi, karena saling tidak memahami fungsi-fungsi di dalam keluarga, suami atau istri yang bekerja di luar rumah dan jarang bertemu seperti menjadi TKW bisa menyebabkan lunturnya kasih sayang, jika tidak ad komunikasi, demikian juga antara orang tua dengan anak yang tidak pernah ada komunikasi.
5.      Kelima : keluarga sebagai pusat ekonomi. Kebahagiaan keluarga tidak dapat lepas dari terpenuhinya kebutuhan ekonomi keluarga, sebab kafakiran menyebabkan kekufuran. Ekonomi keluarga sangat menentukan keharmonisan keluarga, meskipun bukan segala-galanya. Kondisi zaman yang menuntut kebutuhan keluarga samakin besar. Beberapa alasan yang menyebabkan seseorang pergi ke luar negeri atau bekerja di luar pulau adalah masalah ekonomi. Namun kadang-kadang tujuan yang mulia ini ada juga dampak negatifnya, jika semua anggota keluarga tidak menyadari. Meski ada fungsi-fungsi keluarga yang tidak dapat dilakukan jika seseorang baik suami-istri bekerja jauh dari keluarga.
Masih banyak fungsi-fungsi keluarga yang harus dilakukan oleh seluruh anggota keluarga, jika seseorang menginginkan keutuhan dalam berumah tangga. Oleh karena itu semua pihak tentu berkepentingan agar keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat tetap bertahan menghadapi problem-problem dan tantangan hidup yang semakin hedonis dan matrealis. Untuk itu pengetahuan, pemahaman dan sosialisasi tentang fungsi keluarga sangat diperlukan, jika kita semua menginginkan keutuhan keluarga di zaman modern ini.     

PENGERTIAN FUNGSI KELUARGA
Fungsi keluarga adalah suatu pekerjaan- pekerjaan atau tugas-tugas yang harus dilaksanakan di dalam atau oleh keluarga tersebut.

MACAM MACAM FUNGSI KELUARGA
Pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh keluarga itu dapat digolongkan/dirinci ke dalam beberapa fungsi,yaitu :
*Fungsi Pendidikan
Orangtua sebagai anggota keluarga berfungsi untuk mendidik anak-anak, dengan menyekolahkan mereka sampai ke jenjang yang tinggi. Selain pendidikan formal, keluarga juga bisa memberikan didikan informal diluar sekolah. Hal ini dilakukan Agar kelak mereka bisa menjadi anak-anak yang berguna bagi keluarganya sendiri maupun bangsa dan Negara.
*Fungsi Religius
keluarga juga berfungsi memperkenalkan agama atau keyakinan kepada ana-anak sejak mereka masih kecil. Orangtua wajib menanamkan nilai-nilai agama kepada anak-anak mereka untuk bekal kehidupan setelah di dunia ini. Karena harus kita ingat bahwa tidak selamanya manusia hidup di dunia. Dengan dasar pedoman ini keluarga diwajibkan untuk menjalani dan mendalami serta mengamalkan ajaran-ajaran agama dalam pelakunya sebagai manusia yang taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
*Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi ini harus dijalankan oleh kepala keluarga. Ayah sebagai kepala keluarga wajib untuk bekerja mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan rumah tangga. Namun, di zaman emansipasi wanita sekarang ini tidak jarang kita lihat ada ibu-ibu yang turut membantu memenuhi kebutuhan keluarga dengan bekerja sebagai wanita karier.
*Fungsi Biologis
Degan fungsi ini diharapkan agar keluarga dapat menyelenggarakan persiapan-persiapan perkawinan bagi anak-anaknya.Karena dengan perkawinan akan terjadi proses kelangsungan keturuan.
*Fungsi Pemeliharaan
Keluarga diwajibkan untuk berusaha agar setiap anggotanya dapat terlindungi dari gangguan-gangguan sebagai berikut :
1.      Gangguan udara dengan berusaha menyediakan rumah
2.      Gangguan penyakit dengan berusaha menyediakan obat-obatan
3.      Gangguan bahaya dengan berusaha menyediakan senjata pagar tembok dan lain-lain.

*Fungsi Sosial
Dengan fungsi ini keluarga berusaha untuk mempersiapkan anak-anaknya bekal-bekal selengkapnya dengan memperkenalkan nilai-nilai dan sikap-sikap yang dianut oleh masyarakat serta mempelajari peranan-peranan yang diharapkan akan mereka jalankan kelak bila sudah dewasa.

INDIVIDU,KELUARGA DAN MASYARAKAT

1.         Pengertian Individu
 
      Manusia sebagai makhluk individu, individu itu berasal dari kata latin yaitu “individuum” artinya yang tidak terbagi, maka kata individu sebutan yang digunakan untuk menyatakan satu kesatuan yang paling kecil dan terbatas, kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan, istilah individu dalamkaitannya dengan pembicaraan mengenai keluarga dan masyarakat manusia, dapat pula diartikan sebagai manusia. Indi vidu memiliki suatu keperibadian yang berbeda, memiliki ciri khas yang berbeda, terkadang karna perbedaan itu sering terjadi konflik jika suatu individu tidak bisa menyesuaikan sikap atau tingkah laku dirinya bertentangan dengan peranan yang dituntut masyarakatnya.
Dalam hal membaur atau menjadi salah satu bagian dari masyarakat wajar klo suatu individu terkadang mempunyai halangan atau kesulitan untuk memahami satu samalain, karena semua indi vidu memiliki kepribadian dan sikap yang berbeda-beda, oleh karena itu suatu individu harus melalui peroses cukup lama untuk bisa menerima satu samalain. Peroses hal semaacam itu disebut juga beradaptasi, dalam hal ini peroses adaptasi sangat dibutuhkan jika suatu individu berada di suatu lingkup masyarakat agar dapat cepat membaur dengan yang lainnya.
Banyak juga suatu individu mengabaikan lingkungan disekitarnya mereka cendrung sibuk terhadap dirinya sendiri tidak ingin tahu lingkungan sekitar, hal inilah yang menyebabkan kurangnya harmonisasi terhadap masyarakat atau kelompok individu yang ada disekitar kita oleh karena itu sering terjadi konflik dengan individu yang lain, dalam hal ini banyak faktor mengapa individu melakukan hal ini diantaranya :
1.    Mereka sibuk dengan pekerjaannya makanya tidak ada waktu untuk berkumpul
2.    Mereka sukar untuk berbicara atau shering dengan individu yang lain di karenakan berbeda pendapat.
3.    Memiliki latar belakang dan sikap yang berbeda.
4.    Keterbelakangan mental.
Hal-hal inilah salah satunya yang dapat membuat suatu individu mengasingkan dirinya.


2.             Pengertian Keluarga

       Keluarga adalah unit kesatuan masyarakat terkecil yang sekaligus merupakan suatu kelompok kecil dari masyarakat. Kelompok inilah yang melahirkan individudengan berbagai macambentuk kepribadiannya dalam masyarakat. Keluarga merupakan gejala universal yang terdapat dimana-mana di dunia ini, sebagai gejala universal, dalam membentuk keluaraga harus ada sarat-sarat tertentu atau mempunyai karakteristik :
1.    Keluarga terdiri dari orang-orang yang bersatu karena ikatan perkawinan,darah atau adopsi. Yang mengikat suami dan istri adalah perkawinan, yang mengikat anak dan orang tua adalah hubungan darah dan kadang-kadang adopsi.
2.    Para anggota keluarga biasanya hidup bersama-sama dalam satu rumah dan mereka membentuk suatu rumah tangga. Terkadang dalam suatu keluarga hanya terdiri dari suami dan isntri tanpa anak.
3.    Keluarga ini merupakan satu kesatuan yang sering berinteraksidan saling berkomunikasi.
4.    Keluarga itumempertahankan suatu kebudayaan bersama yangsebagian besar berasal dari kebiasaan umum yang luas.

3.   Pengertian Masyarakat

       Masyarakat adalah suatu istilah dalam kehidupan sehari-hati yang kita kenal seperti, masyarakat kota, masyarakat desa dan lain-lain. Dalam bahasa inggris dipaai istilah society yang berasal dari bahasa latin socious, yang berati “kawan” istilah masyaraat itu sendiri berasal dari akar kata arab yaitu syaraka yang berati “ikut serta, berpartisipasi”.
Masyaraat merupaan sekumpulan manusia atau kesatuan, hidup manusia yang berinteraksimenurut suatu sitem adat istiadat tertentu yang bersifat continous., dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama. Masyarakat dinyatakan sebagai sekelompo manusia dalam suatu kebersamaan hidup dan dengan wawasan hidup yang bersifat kolektif. Yang menunjukan ketergantungan tingahlaku warganya guna memenuhi kebutuhan dan kepentingan masing -  masing. Meneliti kenyataan dilapangan,suatu masyarakat bisa berupa suatu suku bangsa, bisa juga berlatar belakang dari berbagai suku.

4.   Dua Golongan Masyarakat
Dalam pertumbuhan dan perkembangan suatu masyarakat,dapat digolongkan menjadi masyarakat sederhana dan masyarakat maju (masyarakat modern).
a)      Masyarakat sederhana
Dalam lingkungan masyarakat sederhana (primitive) pola pembagian kerja cenderung dibedakan menurut jenis kelamin.Pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin nampaknya berpangkal tolak dari latar belakang adanya kelemahan dan kemampuan fisik antara seorang wanita dan pria dalam menghadapi tantangan-tantangan alam yang buas pada saat itu. 

b)      Masyarakat Maju
Masyarakat maju memiliki aneka ragam kelompok sosial,atau lebih akrab dengan sebutan kelompok organisasi kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang berdasarkan kebutuhan serta tujuan tertentu yang akan dicapai.Organisasi kemasyarakatan itu dapat tumbuh dan berkembang dalam lingkungan terbatas sampai pada cakupan nasional,regional,maupun internasional.

PERBEDAAN MASYARAKAT NON INDUSTRI DENGAN MASYARAKAT INDUSTRI

1.      Masyarakat Non Industri
Secara garis besar,kelompok nasional atau organisasi kemasyarakat non idustri dapat digolongkan menjadi dua golongan,yaitu kelompok primer (primary group) dan kelompok sekunder (secondary group).

a. Kelompok Primer
Dalam kelompok primer,interaksi antar anggota terjalin lebih intensif,lebih erat,lebih akrab.Kelompok primer ini disebut uga kelompok “face to face group”,sebab para anggota kelompok sering berdialog,bertatap muka,karena itu saling mengenal lebih dekat,lebih akrab.
Contoh-contoh kelompok primer,antara lain :keluarga,rukun tetangga,kelompok belajar,kelompok agama,dan lain sebagainya.

b. Kelompok Sekunder
Antara anggota kelompok sekunder, terpaut saling hubungan tak langsung,formal,juga kurang bersifat kekeluargaan.Oleh karena itu,sifat interaksi,pembagian kerja,pembagian kerja antar anggota kelompok diatur atas dasar pertimbangan-pertimbangan rasional,obyektif.Para anggota menerima pembagian kerja/pembagian tugas atas dasar kemampuan,keahlian tertentu,d samping dituntut dedikasi.
Contoh-contoh kelompok sekunder,misalnya : partai politik,perhimpunan serikat kerja/serikat buruh,organisasi profesi dan sebagainya.

2.      Masyarakat Industri
Jika pembagian kerja bertambah kompleks,suatu tanda bahwa kapasitas masyarakat semakin tinggi.Otonomi sejenis dapat diartikan dengan kepandaian /keahlian khusus yang dimiliki seseorang secara mandiri,sampai pada batas-batas tertentu.
Contoh-contoh : tukang roti,tukang sepatu,tukang bubut,tukang las,ahli mesin,ahli listrik dan ahli dinamo,mereka dapat bekerja secara mandiri.

HUBUNGAN ANTARA INDIVIDU KELUARGA DAN MASYARAKAT

1.      Makna Individu
Individu diartikan kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan.

2.      Makna Keluarga
Menurut Sigmund Freud berpendapat bahwa keluarga adalah perwujudan dari adanya perkawinan antara pria dan wanita,sehingga keluarga itu merupakan perwujudan dorongan-dorongan seksual.Sedangkan menurut Ki Hajar Dewantara brpendapat bahwa keluarga itu adalah kumpulan beberapa orang yang karena terikat oleh satu turunan lalu mengerti dan merasa berdiri sebagai satu gabungan yang hakiki,eksensial enak dan berkehendak bersama-sama memperteguh golongan itu untuk memuliakan masing-masing anggotanya.

3.      Makna Masyarakat
Menurut Drs.JBAF. Mayor Polak berpendapat bahwa masyarakat adalah wadah segenap antar hubungan social terdiri dari kolektiva-kolektiva serta kelompok –kelompok dan sub-sub kelompok.

4.      Hubungan antara individu,keluarga dan masyarakat
Individu mempunyai makna langsung apabila konteks situasional adalah keluarga atau lembaga social,sedangkan individu dalam konteks lingkungan social yang lebih besar,seperti masyarakat atau nasion,posisi dan peranannya semakin abstrak.


URBANISASI

a.   Pengertian Urbanisasi


       Urbanisasi adalah suatu proses kenaikan proporsi jumlah penduduk yang tinggal di daerah perkotaan. Urbanisasi dapat diartikan sebagai suatu proses pengkotaan suatu wilayah. proses pengkotaan ini dapat diartikan dalam dua pengertian. Contohnya adalah daerah cibinong dan bontang yang berubah dari desa ke kota karena adanya kegiatan industri. Pengertian kedua adalah banyak penduduk yang pindah dari desa ke kota, karena adanya penarikan di kota, misal kesempatan kerja. (ilmu lingkungan)

       Urbanisasi adalah suatu proses perubahan masyarakat dan kawasan dalam suatu wilayah non-urban menjadi urban. secara spasial, hal ini dikatakan sebagai suatu proses diferensiasi dan spesifikasi pemanfaatan ruang dimana lokasi tertentu menerima bagian pemukim dan fasilitas yang tidak proporsional.


b.  Proses Terjadinya Urbanisasi


        Pertama, pemerintah berkeinginan untuk sesegera mungkin meningkatkan proporsi penduduk yang tinggal di daerah perkotaan. Hal ini berkaitan dengan kenyataan bahwa meningkatnya penduduk daerah perkotaan akan berkaitan erat dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi negara. Data memperlihatkan bahwa suatu negara atau daerah dengan tingkat perekonomian yang lebih tinggi, juga memiliki tingkat urbanisasi yang lebih tinggi, dan sebaliknya. Negara-negara industri pada umumnya memiliki tingkat urbanisasi di atas 75 persen. Bandingkan dengan negara berkembang yang sekarang ini. Tingkat urbanisasinya masih sekitar 35 persen sampai dengan 40 persen saja.

        Kedua, terjadinya tingkat urbanisasi yang berlebihan, atau tidak terkendali, dapat menimbulkan berbagai permasalahan pada penduduk itu sendiri. Ukuran terkendali atau tidaknya proses urbanisasi biasanya dikenal dengan ukuran primacy rate, yang kurang lebih diartikan sebagai kekuatan daya tarik kota terbesar pada suatu negara atau wilayah terhadap kota-kota di sekitarnya. Makin besar tingkat primacy menunjukkan keadaan yang kurang baik dalam proses urbanisasi. Sayangnya data mutahir mengenai primacy rate di Indonesia tidak tersedia.

sumber ; buku ISD dan berbagai blog 

0 comments: